Memilih Beras yang Paling Pas?

STEMPEL 13 MENIT
APAPUN lauknya, bersantap akan semakin nikmat bila nasinya pulen. Jenis lauk tak jadi soal, asal nasi yang ditanak terbuat dari beras baru yang enak dan wangi. Sebenarnya, beras seperti apa yang bisa menghasilkan nasi paling lezat?

Jika ingin memilih beras sesuai yang kita inginkan, perhatikanlah ciri-ciri beras berdasar jenisnya. Setiap jenis beras memiliki ciri-ciri khusus yang tentu saja berbeda. Beras pandan wangi misalnya, paling khas pada aromanya yang wangi pandan.

Pandan wangi yang asli bulirnya berbentuk pendek-pendek, cenderung bulat, berwarna agak kuning dan bening. Nah, berhati-hatilah bila di pasaran kita menemukan beras pandan wangi dengan buliran panjang-panjang yang sangat putih. Bisa jadi itu beras jenis lain yang dipalsukan menjadi pandan wangi, dengan menggunakan pengharum dan pemutih dari bahan kimia.

Selain pandan wangi, jenis beras lainnya yang juga cukup digemari adalah rojolele. Hampir sama dengan pandan wangi, beras ini pun berbentuk cenderung bulat, memiliki sedikit bagian yang berwarna putih susu, dan tidak wangi seperti beras pandan wangi. Nama rojolele biasanya adalah sebutan dari daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, namun untuk daerah Jawa Barat dan beberapa daerah lain beras ini biasanya disebut sebagai beras muncul.

Tentu saja, di samping rojolele dan pandan wangi masih banyak jenis beras lain. Baik yang enak, lengket seperti ketan dan gurih ketika ditanak, maupun beras pera yang cocok dijadikan nasi goreng atau nasi uduk. Sebut saja salah satunya adalah beras IR 64 atau setra ramos yang banyak beredar di pasaran.

Bentuknya agak panjang dan lonjong. IR 64 ini dijual dengan harga terjangkau. Jika berasnya masih baru, IR 64 bisa dimasak menjadi nasi yang pulen. Namun akan menjadi nasi yang pera (kering kurang air dan rasanya hambar) bila berasnya tak lagi baru atau lebih dari tiga bulan setelah dipanen dan digiling. Tak hanya jadi pera, tapi nasinya juga gampang kuning dan basi.

Begitu juga beras lain yang mirip, yakni IR 42 dengan ukuran yang lebih kecil. Kendati nasinya pera, harga beras IR 42 ini lebih mahal daripada IR 64 karena jarang ada petani yang menanam IR 42.

Jenis yang manapun beras yang kita pilih, sebaiknya cermati untuk mendapatkan beras alami tanpa imbuhan zat kimia. Orang-orang tak bertanggungjawab telah menambahkan berbagai bahan kimia hanya demi meraup keuntungan semata lewat tampilan beras yang cantik dan harum namun mengancam.

Tak sekadar pemutih, tapi juga sampai pada pengharum dan pelicin beras. Agar tak terjebak dengan tampilan menawan yang palsu, mari kita cari tahu seperti apa ciri-ciri beras berbahan kimia:

- Sampai saat ini, hanya beras pandan wangi yang menguarkan aroma harum. Bentuk khas pandan wangi telah disebutkan di atas, bila menemukan beras yang wangi namun bentuknya panjang-panjang, berarti itu beras IR 64 berimbuhan zat pewangi.

Namun hati-hati juga dengan beras pandan wangi asli tapi wanginya terlampau semerbak. Sejatinya, hanya beras pandan wangi baru (tak lebih dari dua bulan) yang masih menguarkan keharuman.

Jika umur berasnya sudah lebih dari itu, biasanya tak lagi wangi, hanya saja akan menjadi harum bila telah tanak menjadi nasi. Kalau ada beras pandan wangi yang sudah lama tapi masih wangi, mungkin saja beras itu juga berpengharum kimia.

- Banyak juga yang suka bila beras tampak licin, sangat licin ketika kita pegang. Tapi bisa jadi itu pertanda beras tersebut mengandung zat kimia. Untuk mengetahui beras tersebut berpelicin atau tidak, genggam dan remaslah beras. Sebelumnya, pastikan tangan tidak basah/berkeringat. Bila ternyata banyak yang menempel di telapak tangan, itulah beras berbahan kimia.

- Banyak bahan digunakan sebagai pemutih beras. Bisa berupa tawas/belerang, kaporit, bahkan pemutih pakaian! Lalu bagaimana mengetahui beras memakai pemutih atau tidak? Waspadailah beras yang sangat putih, dan semua bagiannya putih. Beras yang alami ada unsur bening/kekuningannya.